Seperti
sengaja batu besar itu kau hadangkan diperjalanan kita. Ahh, tidak. Tepatnya
kau lemparkan kewajahku. Karna “kita” tak berlaku saat yang tersakiti adalah
aku. Tepat seperti yang kusebut dulu; Aku, hanya aku yang berusaha
melunakkan hatiku sendiri, menahan getirku sendiri.
Lalu kau bersenang hatilah, karna
aku merasakan apa yang kau kehendaki. Aku telah pasti terluka dengan sayatan
yang kau bentuk bergambar hati dengan retakan itu. Kau bukannya tidur, tapi
memang sengaja abai dengan panggilanku. Setelah kau lama bercerita entah dengan
siapa. Terkesan sekali ketakutanmu, bahkan saat kita belum lagi membahas apa
yang terjadi. Dan sikapmu menyiratkan rasa bersalah dan dendam.
Dan untuk itulah terasa oleh pria
yang kau akui tercinta ini; pelampiasan !
Kau mampu melakukan hal-hal
demikian, tak terlalu kejamkah kau rasanya padaku? Sementara aku, tak
bertempat, selain pada kata. Termaktub utamanya untuk diriku, karna kau tak
membaca semua. Dan yang kau baca tak kau rasa. Layaknya hiburan saat kau tak
tentu mengapa. Senangkah hatimu mengetahui betapa aku didera kesengajaan
lakumu?
Aku tak ingin mengumpat lagi. Aku
selesaikan semuanya dengan apa yang kau tau tentangku.
19 September 2012
0 komentar:
Posting Komentar
Komentar Anda sangat diharapkan.
Atas komentar yang Anda berikan, Kami ucapkan Terimakasih.
Bersama Kita berpikir untuk INDONESIA dan DUNIA.