14-25 Maret 2006
Purnama yang kusapa tiada menjawab, ia cuma tersenyum dengan cahaya cerah pada malam yang sepi. Dan sepipun menjawab dengan lolongan-lolongan. Maka mulailah besok-besoknya kucipta sebutir puisi sebagai teman malam yang sunyi.
Candra Kirana
Merayaplah ia membawa pelita samar, tanpa suara.
Membantai pekatnya gelap yang ditinggalkan bola api.
Menelusuri senyum-senyum yang tak pernah hakiki.
Candra Kirana
Kurelakan kau menggendong harapanku untuk diturunkan pada
Jiwa yang lain,
Di miana yang berbeda
Kupupuskan dekapan pilu diatas hiburmu.
Kirana…
Kusapukan airmata renjana pada bias-bias kau miliki candra
Jangan kau perkosa diatas sepinya daka setan!
Hantarkan aku pada shirat biru langit syurga
Unuk menatap sekali cukup raut esa purnama pencipta
Jadikan seribu malaikat penjaga nostalgia-nostalgia impian
Karena mereka yang mencatat riak-riak rinduku pada Tuhan
Yang mengucur dari mizan-mizan airmata
Jangan tatah harapku yang lama yang lama mendekam dengan asa lainnya
Yang tlah mulai terputus dan koyak
Kini lukarlah takutku dengan sentuhan rahim-Mu
Karena ku Cuma ingin melihat wajah tuhan
14-25 Maret 2006
Purnama yang kusapa tiada menjawab, ia cuma tersenyum dengan cahaya cerah pada malam yang sepi. Dan sepipun menjawab dengan lolongan-lolongan. Maka mulailah besok-besoknya kucipta sebutir puisi sebagai teman malam yang sunyi.
Candra Kirana
Merayaplah ia membawa pelita samar, tanpa suara.
Membantai pekatnya gelap yang ditinggalkan bola api.
Menelusuri senyum-senyum yang tak pernah hakiki.
Candra Kirana
Kurelakan kau menggendong harapanku untuk diturunkan pada
Jiwa yang lain,
Di miana yang berbeda
Kupupuskan dekapan pilu diatas hiburmu.
Kirana…
Kusapukan airmata renjana pada bias-bias kau miliki candra
Jangan kau perkosa diatas sepinya daka setan!
Hantarkan aku pada shirat biru langit syurga
Unuk menatap sekali cukup raut esa purnama pencipta
Jadikan seribu malaikat penjaga nostalgia-nostalgia impian
Karena mereka yang mencatat riak-riak rinduku pada Tuhan
Yang mengucur dari mizan-mizan airmata
Jangan tatah harapku yang lama yang lama mendekam dengan asa lainnya
Yang tlah mulai terputus dan koyak
Kini lukarlah takutku dengan sentuhan rahim-Mu
Karena ku Cuma ingin melihat wajah tuhan
14-25 Maret 2006
0 komentar:
Posting Komentar
Komentar Anda sangat diharapkan.
Atas komentar yang Anda berikan, Kami ucapkan Terimakasih.
Bersama Kita berpikir untuk INDONESIA dan DUNIA.