Tulisan ini didedikasikan untuk semua pelajar, pelajar.
Saudara-saudara
pelajar, realitanya kita hidup selingkungan dengan masyarakat rasional.
Masyarakat dengan harapan yang besar dan nyali yang tak sepadan.
Mengukur bayang-bayang saat matahari sejajar dengan ubun-ubun, sehingga
mimpi-mimpinya menjadi jenazah sebelum sore datang. Dan kemudian
menyesali panjangnya bayang-bayang yang ia temui saat matahari hendak ke
peraduan.
Kita dikhawatirkan tak mampu mencapai
cita-cita, cita-cita kita sendiri. Yang orang lain bahkan tak tau
sekeras apa deru api semangat didalam diri kita untuk merubah nasib.
Mereka tak tau, tapi merasa pantas menghakimi dengan komentar-komentar
bernada pesimis itu. Dan itulah air yang meredupkan api semangat kita
kawan. Jangan sampai kita kalah oleh pesulap, akrobatik, dan pemain
sirkus yang dibayar murah untuk aksi-aksi mereka yang disebut mustahil.
Dengan pertunjukannya mereka menjelaskan dengan sangat baik tentang apa
yang dipopulerkan oleh Nelson Mandela; "Sesuatu hanya terlihat mustahil
sampai sesuatu itu dilakukan dan diraih".
Untukmu kukatakan; "Orang-orang
besar dimasa lalu, hari ini dan masa depan, pada awalnya mereka
bukanlah siapa-siapa. Jika ia anak orang kaya, maka yang kaya adalah
bapaknya. Jika ia anak orang terkenal, maka yang terkenal adalah
bapaknya. Jika ia anak pejabat, yang pejabat adalah bapaknya. Bahkan
anak singa sekalipun, yang sudah jelas singanya, untuk bisa diakui
sebagai raja hutan ia tetap harus belajar berburu". Jadi biarkan proses
membuat kita hidup didalam mimpi-mimpi yang orang lain khawatir saat
mendengarnya.
Prie G. S dalam novel "Ipung"nya
pernah mengatakan; "Soedirman itu jendral, Soeharto juga jendral.
Keduanya dari kampung. Soekarno itu presiden, Susilo Bambang Yudoyono
juga pesiden. Keduanya dari kampung. Mereka semua asalnya dari kampung.
Kesimpulannya, semua orang hebat adalah orang kampung. SAYA ORANG
KAMPUNG"! Artinya keberhasilan mewujudkan mimpi, tidak pernah karena
latar belakang yang diterima saat lahir tapi dari rekam jejak yang
diciptakan.
Kawan, Izinkan setiap kebaikan untuk punya
tempat dihati. Yakinkan setiap pencapaian kecil itu penting untuk
menjangkau tujuan yang lebih tinggi. Setiap kita bisa, ketika rasa
malas itu kita tindas. Saat ketakutan itu kita injak dengan cinta
orang-orang tersayang. Waktu pesimisme kita kalahkan melalui pembuktian.
31 Januari 2013
0 komentar:
Posting Komentar
Komentar Anda sangat diharapkan.
Atas komentar yang Anda berikan, Kami ucapkan Terimakasih.
Bersama Kita berpikir untuk INDONESIA dan DUNIA.