Selasa, 05 Februari 2013

Saat Kita Ragu Menempuh Jalan Mimpi

Tulisan ini didedikasikan untuk semua pelajar, pelajar.
Saudara-saudara pelajar, realitanya kita hidup selingkungan dengan masyarakat rasional. Masyarakat dengan harapan yang besar dan nyali yang tak sepadan. Mengukur bayang-bayang saat matahari sejajar dengan ubun-ubun, sehingga mimpi-mimpinya menjadi jenazah sebelum sore datang. Dan kemudian menyesali panjangnya bayang-bayang yang ia temui saat matahari hendak ke peraduan.

Kita dikhawatirkan tak mampu mencapai cita-cita, cita-cita kita sendiri. Yang orang lain bahkan tak tau sekeras apa deru api semangat didalam diri kita untuk merubah nasib. Mereka tak tau, tapi merasa pantas menghakimi dengan komentar-komentar bernada pesimis itu. Dan itulah air yang meredupkan api semangat kita kawan. Jangan sampai kita kalah oleh pesulap, akrobatik, dan pemain sirkus yang dibayar murah untuk aksi-aksi mereka yang disebut mustahil. Dengan pertunjukannya mereka menjelaskan dengan sangat baik tentang apa yang dipopulerkan oleh Nelson Mandela; "Sesuatu hanya terlihat mustahil sampai sesuatu itu dilakukan dan diraih".

Untukmu kukatakan; "Orang-orang besar dimasa lalu, hari ini dan masa depan, pada awalnya mereka bukanlah siapa-siapa. Jika ia anak orang kaya, maka yang kaya adalah bapaknya. Jika ia anak orang terkenal, maka yang terkenal adalah bapaknya. Jika ia anak pejabat, yang pejabat adalah bapaknya. Bahkan anak singa sekalipun, yang sudah jelas singanya, untuk bisa diakui sebagai raja hutan ia tetap harus belajar berburu". Jadi biarkan proses membuat kita hidup didalam mimpi-mimpi yang orang lain khawatir saat mendengarnya.

Prie G. S dalam novel "Ipung"nya pernah mengatakan; "Soedirman itu jendral, Soeharto juga jendral. Keduanya dari kampung. Soekarno itu presiden, Susilo Bambang Yudoyono juga pesiden. Keduanya dari kampung. Mereka semua asalnya dari kampung. Kesimpulannya, semua orang hebat adalah orang kampung. SAYA ORANG KAMPUNG"! Artinya keberhasilan mewujudkan mimpi, tidak pernah karena latar belakang yang diterima saat lahir tapi dari rekam jejak yang diciptakan.

Kawan, Izinkan setiap kebaikan untuk punya tempat dihati. Yakinkan setiap pencapaian kecil itu penting untuk menjangkau tujuan yang lebih tinggi. Setiap kita bisa, ketika rasa malas itu kita tindas. Saat ketakutan itu kita injak dengan cinta orang-orang tersayang. Waktu pesimisme kita kalahkan melalui pembuktian.

31 Januari 2013


0 komentar:

Posting Komentar

Komentar Anda sangat diharapkan.
Atas komentar yang Anda berikan, Kami ucapkan Terimakasih.
Bersama Kita berpikir untuk INDONESIA dan DUNIA.