Minggu, 04 April 2010

Uang Jajan


Seorang anak duduk sambil tersenyum-senyum sendiri  mengulum permen manisnya didepan rumah. Ah, permen yang nikmat sekali. Sambil menghisap permen yang nikmat itu sang anak teringat peristiwa beberapa saat yang lalu, ketika ia meraung-raung menangis disamping  sang bunda tercinta, mengtakan uang jajannya hilang. Memang hilang sebenarnya. Bunda yang baik seperti bunda kita dirumah tersenyum dan mengganti uang jajan hari itu. Dan pengaruhnya, suara raung tangisan itu mendadak berhenti. Dan bibir munggil tokoh kita beransur melukis senyuman, berjingkrak, lalu berlari menapak jalan menuju warung samping rumah. Maka dapatlah si anak menikmati permen manisnya.
Disebalik senyumnya, si anak  berpikir, besok aku akan melakukan hal yang sama untuk mendapatkan jajan lebih. Huaahm,, permen sudah habis, waktunya tidur siang.
Mereka anak-anak yang ada didunia hari ini. Mampukah kita memberantas korupsi, sampai kecikal bakalnya??
Maret, 23 2010

0 komentar:

Posting Komentar

Komentar Anda sangat diharapkan.
Atas komentar yang Anda berikan, Kami ucapkan Terimakasih.
Bersama Kita berpikir untuk INDONESIA dan DUNIA.