Jumat, 05 Oktober 2012

Keadilan Tersakit II

Seperti sengaja batu besar itu kau hadangkan diperjalanan kita. Ahh, tidak. Tepatnya kau lemparkan kewajahku. Karna “kita” tak berlaku saat yang tersakiti adalah aku. Tepat seperti yang kusebut dulu; Aku, hanya aku yang berusaha melunakkan hatiku sendiri, menahan getirku sendiri.


Lalu kau bersenang hatilah, karna aku merasakan apa yang kau kehendaki. Aku telah pasti terluka dengan sayatan yang kau bentuk bergambar hati dengan retakan itu. Kau bukannya tidur, tapi memang sengaja abai dengan panggilanku. Setelah kau lama bercerita entah dengan siapa. Terkesan sekali ketakutanmu, bahkan saat kita belum lagi membahas apa yang terjadi. Dan sikapmu menyiratkan rasa bersalah dan dendam.

Dan untuk itulah terasa oleh pria yang kau akui tercinta ini; pelampiasan !

Kau mampu melakukan hal-hal demikian, tak terlalu kejamkah kau rasanya padaku? Sementara aku, tak bertempat, selain pada kata. Termaktub utamanya untuk diriku, karna kau tak membaca semua. Dan yang kau baca tak kau rasa. Layaknya hiburan saat kau tak tentu mengapa. Senangkah hatimu mengetahui betapa aku didera kesengajaan lakumu?

Aku tak ingin mengumpat lagi. Aku selesaikan semuanya dengan apa yang kau tau tentangku.

19 September 2012


0 komentar:

Posting Komentar

Komentar Anda sangat diharapkan.
Atas komentar yang Anda berikan, Kami ucapkan Terimakasih.
Bersama Kita berpikir untuk INDONESIA dan DUNIA.