Senin, 04 Juni 2012

Namanya Yulia Diana

Kami dipertemukan oleh kebetulan. Dengan masa dan tempat yang juga kebetulan. Begitupun desas-desus yang kami dengar, serta kebetulan-kebetulan yang berlanjut bahkan ketika tiba-tiba kami telah duduk bersebelahan. Sebelum, sedang dan setelahnya adalah kebetulan yang kami syukuri dengan baik.


Namanya Yulia Diana, wanita dengan dua tanggal lahir yang tak ingin kukabarkan kapannya pada siapapun. Waktu itu 14 Oktober 2006, sekitar jam 11.23 WIB, ketika saya duduk bersama teman disebuah cafe merangkap tempat fotocopy, tiba-tiba teman didepan saya mengatakan; "mirip yaa". Dan kami bertatapan untuk pertama kali, lalu saling mengalihkan pandangan. Mencuri-curi pandang melalui kaca etalase di depan kami. Menikmati kesamaan yang kami sama-sama takjub mengetahuinya. Saat catatan ini dibuat tempat itu masih ada, hanya telah bertahun tak kami kunjungi bersama. Tempat itu masih tak berubah, sebuah sudut di Wilma Fotocopy.

Lalu kebetulan-kebetulan yang telah diatur tuhan kami lalui dengan bermacam cara. Hingga aku tau bening airmatanya. Ia jadi sangat tak cantik saat menangis, namun disaat bersamaan tak membuatku berhenti mengenali jenis pesonanya yang lebih biru dari langit siang. Lebih merah dari cakrawala sore, bahkan lebih misteri dari remang malam dengan atau tanpa bulan, karna cahayanya tetap purnama.

Pernah kami menguji kabar dengan abai yang tak lama. Dan sungguh, alam seperti kehilangan. Kami hanya ingin jujur dengan tak menentang hati. Dan mengharap restu Allah dan penduduk bumi selayaknya, InsyaAllah, amiin.

Aku tak akan menceritakan hal-hal yang detil tentangnya kepadamu pembaca, karna ia keegoisanku yang sempurna. Yang perlu kau tau, ia mirip denganku dan kabarnya orang yang mirip itu jodoh.

0 komentar:

Posting Komentar

Komentar Anda sangat diharapkan.
Atas komentar yang Anda berikan, Kami ucapkan Terimakasih.
Bersama Kita berpikir untuk INDONESIA dan DUNIA.