Rabu, 07 Maret 2012

Batas Kehendak Tersenyum

(PG only)

Jari-jariku sedang lemah menginjak tuts komputer, mataku juga. Bukan mengenai ketidaksediaanku, aku sadar sampai batas mana kehendak berniat mengalihkan tempat. Jika mataku terpejam waktu itu juga, sebab kantuk yang semakin ringkih setelah usapan angin diantara bumi dan bulan, jangan kecewa.

Hitamlah penyebab gelap memperkenalkan cahaya,
berhingga pada ketika.
Mari bersampan tanpa kenal tepian.
Biarkan bidak mengapung di tengah,
rata dengan riak-riak.

Setelah dayung digerakkan melewati ombak.

Dua sudut tanpa derjat yang belum kukenali.
Nanti aku akan geser lengkungnya kebawah,
sampai matamu larut.
Dan kau bercerita,
dalam sadar yang tidak nyata.

Bintang besar kedua di jejak redup bulan,
mengedip permisi pada lawatan mega.

Diantara riak-riak, mata besar berahsia dipejam senyum.


06 Maret 2012


0 komentar:

Posting Komentar

Komentar Anda sangat diharapkan.
Atas komentar yang Anda berikan, Kami ucapkan Terimakasih.
Bersama Kita berpikir untuk INDONESIA dan DUNIA.