Minggu, 19 Februari 2012

Membentuk Sejarah

Jika sejarah ada disemua tempat, lalu sudut mana di dunia ini yang tidak ada peristiwa?

Setiap detik itu jelas peristiwa, namun kesan tidak ditempatkan dalam kadar sama untuk setiap detik kita. Kita sendiri tidak menyediakan diri untuk mengingat apa yang terjadi disetiap tanggal, indikasi bahwa sejarah punya tempat sendiri. Sejarah memang hasil besar dari perilaku, hipotesis awal bahwa ia bisa diciptakan. Dan kebesarannya tetap tergantung proses.

Merintis memang lebih butuh ketahanan, karna itu hasilnya terasa manis lebih lama. Bukankah kenikmatan tekun tak pernah habis saat bermimpi lima senti diatas jidat? Ada, dekat, namun tak pernah kehilangan penasaran. Seperti halnya analogi menempuh perjalanan Padang-Jogja, satu tempat tujuan itu membuat kita melampaui Jambi, Lampung, Bengkulu dan bagian darat lainnya. Akan beda ketika hanya bermimpi ke subregional sebelah, cukup kabupaten yang dilewati. Sedangkan usaha kita sama, untuk peristiwa berbeda, padahal hanya satu dari dua peristiwa itu yang layak mengaku dan diakui bahwa ialah sejarah !

Peristiwa kita saja yang mungkin baru sekali, karna itu jangan terburu menjadikannya sejarah. Hal besar tidak lahir dari segala yang bersifat instant. Mungkin karna sebagian dari kita nyaman memulai dengan langkah setapak, seperti bayi yang  mengawali kemampuan berpacu dengan merangkak, belajar berdiri, menggerakkan kaki namun tidak langsung berlari. Penulispun begitu, satu sisi yang ia tulis tentang dirinya; Saya seperti bayi yang ingin melakukan sesuatu, bantu saya dengan komentar Anda.

20 Februari 2012


0 komentar:

Posting Komentar

Komentar Anda sangat diharapkan.
Atas komentar yang Anda berikan, Kami ucapkan Terimakasih.
Bersama Kita berpikir untuk INDONESIA dan DUNIA.