Arif Rahman

Penulis Buku : "Ketika Udara Terjungkir Di Bawah Langit Bumi.

Arif Rahman

Jasa Ghost Writer Professional.

Arif Rahman

Arif Rahman dan yulia Diana.

Senin, 25 Oktober 2010

SURAT PENSIUN AKTIVIS

Sampaikanlah senyuman airmata

Saat kami ambruk rubuh berselimut darah merah perjuangan

(merah yang mekar didalam)

Terkapar sejengkal dari zona angan

Sampaikanlah tawa penyesalan pada bunda tercinta

Bukan karena darah yang jadi kain kafan

Tapi karena kita tak bisa lagi bersama-sama mengimpikan revitalisasi

Setelah mendengar revolusi dan dan menikmati reformasi.

Kirimkan salam rindu airmata pada kekasihku tercinta

Carilah sarang baru untuk cincin kawin yang kau titip untukku


Terakhir, sampaikanlah maafku pada ibu pertiwi

Asa tlah dipapah keluar dari jasadku

Lewat senyuman batu-batu kecurangan, amunisi dan pentungan


Kami tlah terkapar diujung kerasnya tombak keserakahan

Tapi tak apa, karena asa akan selalu bertubuh baru.

Karena aku tlah sampaikan senyuman airmata pada ibu pertiwi

Tawa penyesalan untuk bunda tercinta, bahkan juga salam

Rindu airmata, serta cincin kawin kekasih tercinta.


Terakhir tlah kusampaikan maaf pada ibu pertiwi karena asa tlah dipapah keluar dari jasadku

lewat senyuman batu-batu kecurangan, amunisi dan pentungan.

13 November 2008


Candra Kirana

14-25 Maret 2006


Purnama yang kusapa tiada menjawab, ia cuma tersenyum dengan cahaya cerah pada malam yang sepi. Dan sepipun menjawab dengan lolongan-lolongan. Maka mulailah besok-besoknya kucipta sebutir puisi sebagai teman malam yang sunyi.

Candra Kirana


Merayaplah ia membawa pelita samar, tanpa suara.

Membantai pekatnya gelap yang ditinggalkan bola api.

Menelusuri senyum-senyum yang tak pernah hakiki.

Candra Kirana

Kurelakan kau menggendong harapanku untuk diturunkan pada
Jiwa yang lain,
Di miana yang berbeda
Kupupuskan dekapan pilu diatas hiburmu.

Kirana…

Kusapukan airmata renjana pada bias-bias kau miliki candra

Jangan kau perkosa diatas sepinya daka setan!

Hantarkan aku pada shirat biru langit syurga

Unuk menatap sekali cukup raut esa purnama pencipta

Jadikan seribu malaikat penjaga nostalgia-nostalgia impian

Karena mereka yang mencatat riak-riak rinduku pada Tuhan

Yang mengucur dari mizan-mizan airmata

Jangan tatah harapku yang lama yang lama mendekam dengan asa lainnya

Yang tlah mulai terputus dan koyak

Kini lukarlah takutku dengan sentuhan rahim-Mu

Karena ku Cuma ingin melihat wajah tuhan

14-25 Maret 2006