Selasa, 14 Agustus 2012

Menyapih Entah I

Adakalanya kemanusiawian kita kesulitan menemukan tempat bercerita, karna dunia dan seisinya seakan bersepakat untuk lebih senang menghakimi daripada memotivasi. Wajar, optimisme menjadi sikap yang semakin langka di usia muda.


Ada masanya juga motivasi dimunculkan dalam bentuk penghakiman, tapi bagaimana bisa kemanusiawian yang rentan dengan penyakit pesimis itu mampu menerimanya demikian? Sekalipun ia menyadari penghakiman itu hanyalah strategi memotivasi.


Kenapa kebanyakan kita yang menyadari kemanusiawian itu berpondasi lembut sehingga mesti disapih dengan kelembutan juga seakan canggung berlemah-lembut? Dengan sebab yang tak jelas, berlama-lama dalam mengkritisi yang sudah disadari seakan menjadi sebuah "mesti" yang tak terelakkan.


Tentu bukan karna dunia yang bermetamorfosis menjadi neraka masalah. Seperti kata seorang anggota Jurnalis Sekolah Majalah Analisa sore ini; " masalah itu sudah ada, bahkan semenjak kita belum lahir".


Bukan, bukan juga karena dunia dan seisinya berubah kasar dan tak ramah, apalagi karna tuhan menurunkan jumlah cinta jika bisa diukur dengan angka. Mungkin karna iman kita bertambah yang efek pertambahan kuantitasnya hanya pada rasa malu (adalah sebagian daripada iman). Dan malu itu entah kenapa hanya menjurus pada satu titik, malu berlemah lembut. Memotivasi dengan menghakimi.

10 Agustus 2012


0 komentar:

Posting Komentar

Komentar Anda sangat diharapkan.
Atas komentar yang Anda berikan, Kami ucapkan Terimakasih.
Bersama Kita berpikir untuk INDONESIA dan DUNIA.