Jumat, 08 Januari 2010

Semesta Warna Merah (DIDADAKU)

Aku pernah memindahkan kata hati lewat suara,

namun itu menjatuhkanku.

Benarkah selama ini kita benar-benar memperbaiki diri,

atau kita cuma menikmati waktu untuk kemudian mengakhirinya?

Jika memang,

maka inilah aku yang menundukkan kepala.

Salut.

Untuk menutupi sedih yang membuat darahku menjadi airmata.


Aku takut mengadu pada Tuhan.

Tuhan sudah terlalu baik.

Ia tetap mengerti meski aku tak mengadu.

Dan dengan pengertian diatas segalanya,

Tuhan tetap membantu.


Kusesap kerapuhan ini sendiri.

Meski telah dua kali lututku menghentak tanah.

Lemah ketika menyadari ini bukan sandiwara.


Sebagiankah dari sentakan malaikat maut?


Aku tau Tuhan tak ridho akan keluhan.

Tapi aku manusiamu yang lemah Tuhan…..

Yang tak mampu menciptakan senyum ditengah kerangkeng kesedihan.


Matikah?

Ketika semua indera mendadak buta.

Didengarkah?

Saat hatiku menjerit patah.


Lebih lembut dari kata mohon,

kembalikan cahayaku yang selainMU tuhan…..

Mereka yang malaikatMU redupkan dan kuharap saat ini disisiMU sudah terlalu banyak untuk sanggup manusiaMU yang lemah ini terima…..

Aku membutuhkannya untuk bertahan disini,

ditempat yang fana…..

”semesta warna merah”

‘DIDADAKU’

0 komentar:

Posting Komentar

Komentar Anda sangat diharapkan.
Atas komentar yang Anda berikan, Kami ucapkan Terimakasih.
Bersama Kita berpikir untuk INDONESIA dan DUNIA.