بِسْــــــــــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيم
(Sebuah Kenangan Bersama Nenek)
Saya ada di masa lalu. Dirumah kebesaran keluarga kami. Rumah
kebesaran yang hanya bisa disebut secara adat; rumah gadang-bernama
sesuai dengan fungsi dan fisiknya. Dari sana saya belajar, yang
diharapkan dari nama adalah kesesuaian dengan fungsi atas keberadaan
sesuatu. Hingga saya menekankan pada diri sendiri, untuk “arif” maka
saya harus berilmu, cara utamanya banyak membaca. Untuk “rahman” saya
harus kaya, caranya dengan banyak mencoba.