Aku bebal sejak dahulu dalam hal menyenangkan hatimu. Indra kreatifku
lemah menemukan celah membentuk senyum dibibirmu yang ulasnya lebih
sempurna dari keindahan buah dalam ibarat. Lalu aku menyakiti bagian
paling lembut yang tak berwujud dalam dirimu dengan sangat sakit. Dan
kau tentu tau, tak pernah dengan sengaja. Namun aku tetap bersalah,
sehingga maaf tiada guna.