Arif Rahman

Penulis Buku : "Ketika Udara Terjungkir Di Bawah Langit Bumi.

Arif Rahman

Jasa Ghost Writer Professional.

Arif Rahman

Arif Rahman dan yulia Diana.

Senin, 23 April 2012

Bulanku Sembunyi


Aku ingin menulis puisi, tentang bulanku yang sembunyi dibalik awan. Namun gelap yang ia tinggalkan mengutuk kemandulan kata-kata untuk memuji. Sebab bintang-bintang mengadu melihat kenakalannya. Kemudian airmataku mengembun, menjadi tinta menulis sakit menyayat pipi. Kau mungkin tak pernah tau, bulanku, kenapa aku tak menulis puisi untukmu malam itu. Lalu kata-katamu membuncah, bertanya pada dunia kenapa harapmu tak terkabul saat bangun pagi. Dan aku jadi lebih sedih, karna airmatamupun mengalir disana.

Minggu, 22 April 2012

Menisik Jejak Pemimpin


Kita belum membutuhkan pemimpin yang mampu menampung semua aspirasi, namun kita benar-benar memerlukan pemimpin yang paham akan apa yang kita butuhkan; eksistensi, itulah kebutuhan kita !

Minggu, 15 April 2012

Kau Bacalah Apa Yang Kutulis IV


Lalu kutuklah kebenaran dengan kebenaran, dan mari bersaksi untuk langkah-langkah goyah yang tidak menghentikan laju pembangkangan. Kadang saling mengenal itu yang membuat kita sangat paham bagaimana harusnya menyakiti. Untung-untung pada esok yang entah bila, hati manusia yang sekepal itu dibungkus sabar yang tak ditetapkan batasnya.

Biar Aku


Saya telah melihat laut, dengan pasir dan anak-anak yang berlari sambil tertawa. Lalu aku tersenyum. Menggenggam gambar masa kecil dulu yang kularutkan dalam hati. Gambar lama berlatar merah dan tatapan lugu ingin bermain. Saat itu papa didepanku, diatas rumah gadang kami. Dan disebelahnya ibu menabahkan keinginanku dengan senyum khas, agar tak segera berlari menggayuh sepeda roda tiga.

Sangat, Belum Bernama


Degup figurmu membuncah, lebih tajam dari kikisan sembilu menyerpih tulang.
Menanya jarak meraba sisik udara berpisau dingin.
Menyentuh taman bunga yang kau sendiri tau.
Dan kematian tak tergugah.
Disela ayat Qur’an yang dinyanyikan ibu bersama tangisan.

Dari Kakak Kepada Adik-Adiknya


Untuk adik-adik yang menungguku menjadi sarjana.

Dik, kakak minta maaf tidak menjadi sarjana tepat waktu. Maaf jika itu mengurangi kebanggaanmu pada seorang kakak yang kau percaya. Aku baru menyadarinya hari ini dik, saat aku memakai masa menunggu pembimbing yang juga banyak kerja. Aku diserasehan sesal ini teringat padamu dik. Tentang tanyamu yang penuh harap; “kapan kakak wisuda?”.

Zarrah Harap Fakir Cinta KebesaranMU (Curhatku Pada Tuhan II)


Yaa Allah...

Hamba ingin meminangnya dengan kemapanan yang baik. Maka hamba mengadu pada kebesaranMU dengan harap ridho dan izin untuk setiap usaha yang mengandung niat baik hamba. Ya Allah, hamba ingin mempersuntingnya dengan kesempurnaan yang Engkau serukan dalam Al-Kitab atas tiap-tiap diri manusia, sehingga hamba memberanikan diri menadahkan tangan (lagi) untuk penjagaanMU yaa Rabb.

Minggu, 08 April 2012

Malas Mikir II


Aku bertanya-tanya, untuk dosa yang manusia sengaja lakukan. Bagaimana cara membuat tuhan memberi ampun dengan segera. Jika dosa terjadi dengan tidak sengaja, jangankan tuhan, manusia bisa maklum.

Perjalanan Rindu


Aku mau jalan-jalan. Sendiri. Yang jauh. Kebut-kebutan. Pelan. Makan apa saja yang kumau. Berhenti dimana saja aku ingin. Melaju kemana saja aku berkehendak. Aku tak ingin menunggu lama, telah kutemukan arahnya, dan aku akan pergi.