Aku ingin menulis puisi, tentang bulanku yang sembunyi dibalik awan. Namun gelap yang ia tinggalkan mengutuk kemandulan kata-kata untuk memuji. Sebab bintang-bintang mengadu melihat kenakalannya. Kemudian airmataku mengembun, menjadi tinta menulis sakit menyayat pipi. Kau mungkin tak pernah tau, bulanku, kenapa aku tak menulis puisi untukmu malam itu. Lalu kata-katamu membuncah, bertanya pada dunia kenapa harapmu tak terkabul saat bangun pagi. Dan aku jadi lebih sedih, karna airmatamupun mengalir disana.