Arif Rahman

Penulis Buku : "Ketika Udara Terjungkir Di Bawah Langit Bumi.

Arif Rahman

Jasa Ghost Writer Professional.

Arif Rahman

Arif Rahman dan yulia Diana.

Minggu, 18 Juli 2010

Wahai Putriku (Surat Seorang Ayah Untuk Anaknya)

UNTUKMU YANG BERJIWA HANIF…..

Wahai Putriku
(Surat Seorang Ayah Untuk Anaknya)

Putriku tercinta! Aku seorang yang berusia hampir lima puluh tahun. Hilang sudah masa remaja, impian dan khayalan. Aku telah mengunjungi banyak negeri, dan berjumpa dengan banyak orang.
Aku juga telah merasakan pahit getirnya dunia. Oleh karena itu dengarkanlah nasehat-nasehatku yang benar lagi jelas, berdasarkan pengalaman-pengalamanku, yang belum pernah engkau dengar dari orang lain sebelumnya.
Kami telah menulis dan mengajak pada perbaikan moral, menghapus kejahatan dan mengekang hawa nafsu, sampai pena tumpul, dan mulut letih, tetapi kami tidak menghasilkan apa-apa. Kemungkaran tidak dapat kami berantas, bahkan semakin bertambah, kerusakan telah mewabah, para wanita keluar dengan pakaian merangsang, terbuka bagian lengan, betis dan lehernya.
Kami belum menemukan cara memperbaiki, kami belum tahu jalannya. Sesungguhnya jalan kebaikan itu ada didepanmu, putriku! Kuncinya berada ditanganmu.
Benar bahwa lelakilah yang memulai langkah pertama dalam lorong dosa, tetapi bila bila engkau tidak setuju, laki-laki tidak akan berani, dan andaikata bukan karena lemah gemulaimu, laki-laki tidak akan bertambah parah. Engkaulah yang membuka pintu, kau katakan kepada pencuri itu: “silakan masuk.” Ketika ia telah mencuri, engkau berteriak: “maliiiing!! Tolong… tolong… saya kemalingan.”
Demi Allah, dalam khayalan seorang pemuda tak melihat gadis kecuali telah ia telanjangi pakaiannya.
Demi Allah, begitulah. Jangan engkau percaya apa yang dikatakan laki-laki, bahwa ia tidak akan melihat gadis kecuali kahlak dan budi bahasanya. Ia akan berbicara kepadamu bagai seorang sahabat.
Demi Allah, ia telah bohong! Senyuman yang diberika pemuda kepadamu, kehalusan budi bahasa dan perhatian, semua itu tidak lain adalah perangkap rayuan! Setelah itu apa yang terjadi? Apa wahai putriku? Coba kau pikirkan…
Kalian berdua sesaat berada dalam kenikmatan, kemudian engkau ditinggalkan, dan engkau selamanya tetap akan merasakan penderitaan akibat kenikmatan itu. Pemuda tersebut kan mencari mangsa lain untuk diterkam kehormatannya, dan engkaulah yang menanggung beban kehamilan dalam perutmu. Jiwamu menangis, keningmu tercoreng, selama hidupmu engkau akan tetap berkubang dalam kehinaandan keaiban, masyarakat tidak akan mengampunimu selamanya.
Bila engkau bertemu dengan pemuda, kau palingkan muka, dan menghindarinya. Apabila pengganggumu berbuat lancang lewat perkataan atau tangan yang usil, kau lepaskan sepatu dari kakimu lalu kau lemparkan kekepalany, bila semua ini engkau lakukan, maka semua orang yang dijalan akan membelamu. Setelahnya anak-anak nakal itu takkan mengganggu gadis-gadis lagi. Apabila anak laki-laki itu menginginkan kebaikan maka ia akan mendatangi oarangtuamu untuk melamar.
Cita-cita wanita tertinggi adalah perkawinan. Wanita, bagaimanapun juga status sosial, kekayaan, popularitas, dan prestasinya, sesuatu yang sangat didamba-dambakannya adalah menjadi isteri yang baik serta ibu rumah tangga yang terhormat.
Tak ada seorangpun yang mau menikahi pelacur, sekalipun lelaki hidung belang, apabila ia akan menikah tidak akan memilih wanita jalang (nakal), akan tetpai ia akan memilih wanita yang baik karena ia tidak rela bila ibu rumah tangga dan ibu putera-puterinya seorang wanita amoral.
Sesungguhnya krisis perkawinan disebabkan kalian kaum wanita! Krisis perkawinan disebabkan kalian wanita-wanita asusila, sehingga para pemuda tidak membutuhkan isteri, akibatnya banyak para gadis berusia cukup untuk menikah tidak mendapatkan suami. Mengapa wanit-wanita yang baik belum juga sadar? Mengapa kalian tidak berusaha memberantas malapetaka ini? Kalianlah yang lebih patut dan lebih mampu daripada kaum laki-laki untuk melakukan usaha itu karena kalian telah mengerti bahasa wanita dan cara menyadarkan mereka, dan oleh karena yang menjadi korban kerusakan ini adalah kalian, para wanita mulia dan beragama.
Maka hendaklah kalian mengajak mereka agar bertaqwa kepada Allah, bila mereka tidak mau bertaqwa, peringatkanlah mereka akan akibat yang buruk dari perzinaan seperti akan terjangkitnya suatu penyakit. Bila mereka masih membangkang maka beritahukan kakn kenyataan yang ada, katakana kepada mereka: kalian adalah gadis-gadis remaja yang cantik, oleh karena itu banyak pemuda mendatangi kalian dan berebut disekitar kalian, akan tetapi akankah kelembutan dan keremajaan itu akan bertahan kekal? Semua makhluk di dunia ini tidak ada yang kekal, bagaimana kelanjutannya, bila kalian sudah menjadi nenek dengan punggung bungkuk dan wajah keriput? Saat itu, siapakah yang akan memperhatikan? Siapa yang akan menaruh simpati?
Tahukah kalian siapakah yang memperhatikan, menghormati, dan mencintai seorang nenek? Mereka adalah para anak dan cucunya, saat itulah nenek tersebut menjadi seorang ratu ditengah rakyatnya. Duduk diatas singasana dengan memaakai mahkota, tetapi bagaimana dengan nenek yang lain, yang masih belum bersuami itu? Apakah kelezatan itu berbanding dengan kelezatan diatas? Apakah akibat itu akan kita tukar denga nikmat sementara?
Dan berilah nasehat-nasehat yang serupa, saya yakin kalian tidak perlu petunjuk orang lain serta tidak kehabisan cara untuk menasehati saudari-saudari yang belum mengindahkan kebenaran dan patut dikasihani. Bila kalian tidak dapat mengatasi mereka, berusahalah untuk menjaga wanita-waita baik, gadis-gadis yang sedang tumbuh agar mereka tidak menempuh jalan yang salah.
Saya tidak minta kalian mengubah secara drastis mengembalikan wanita kini menjadi wanita berkepribadian muslimah yang benar, akan tetapi kembalialah kejalan yang benar setapak demi setapak sebagaimana kalian menerima kerusakan sedikit demi sedikit.
Perbaiakan tersebut tidak dapat diatasi hanya dalam waktu sehari atau dalam waktu singkat, melainkan dengan kembali kejalan yang benar dari jalan yang semula kita lewati menuju keburukan, walauppun sekarang jalan itu telah jauh, tidak menjadi soal. Orang yang tidak mau menempuh jalan panjang yang hanya satu-satunya ini, tidak akan pernah sampai. Kita mulai dengan memberantas pergaulan bebas, (kalaupun) seorang wanita boleh membuka wajahnya bukan berarti ia boleh bergaul dengan lelaki yang bukan mahram senada dengan kebiasaan pada mahramnya. Istri tanpa tutup wajah bukan berarti ia boleh menyambut kawan suami dirumahnya, atau menyalaminya bila bertemu di kereta, bertemu di jalan, atau serang gadis menjabat tangan kawan pria disekolah, berbincang-bincang, berjalan seiring, dia lupa bahwa Allah menjadikannya sebagai wanita dan kawannya sebagai pria, satu sama lain dapat saling terangsang. Baik wanita, maupun seluruh isi penduduk dunia tidak akan mampu mengubah ciptaan Allah, menyamakan dua jenis atau menghapus rangsangan seks dari dalam jiwa mereka.
Mereka yang menggembar-gemborkan emansipasi dan pergaulan bebas atas kemajuan adalah PEMBOHONG dilihat dari dua sebab:
Pertama: karena itu semua mereka lakukan untuk kepuasan pada diri mereka, memberikan kenikmatan-kenikmatan melihat anggota badan yang terbuka, dan kenikmatan-kenikmatan lain yang mereka bayangkan. Akan tetapi mereka tidak berani berterus terang, oleh karena itu mereka bertopeng dengan kalimat yang mengagumkan yang samasekali tidak ada artinya, seperti kemajuan, modernisasi, kehidupan kampus, dan ungkapan-ungkapan lain yang kosong bagaikan gendang.
Kedua: mereka bohong karena mereka bermakmum pada Eropa, menjadikan Eropa bagaikan kiblat, dan mereka tidak dapat memahami kebenaran kecuali apa-apa yang datang dari sana, Paris, London, Berlin, maupun New York. Sekalipun berupa dansa, pornografi, pergaulan bebas disekolah ataupun kampus, buka aurat di lapangan da telanjang di pantai (ataupun kolam renang). Kebatilan menurut mereka adalah segala sesuatu yang dating dari timur, sekolah-sekolah Islam dan mesjid-mesjid, walaupun berupa kehormatan, kemuliaan, kesucian, dan petunjuk. Kata mereka pergaulan bebas itu dapat mengurangi nafsu birahi,, mendidik watak dan dapat menekan libido seksual, untuk menjawab ini saya limpahkan kepada mereka yang telah mencoba pergaulan bebas disekoah-sekolah, seperti usia yang tidak beragama, tidak pernah mendengar para ulama dan pendeta. Bukankah mereka telah meninggalkan percobaan ini setelah melihat bahwa hal ini amat merusak?
Saya tidak berbicara dengan para pemuda, saya tidak ingin mereka mendengar. Saya tahu, mungkin mereka menyanggah dan mencemoohkan saya karena saya telah menghalangi mereka untuk memperoleh kenikmatan dan kelezatan, akan tetapi saya berbicara pada kalian puteri-puteriku, wahai puteriku yang beriman dan beragama! Puteriku yang terhormat dan terpelihara, ketahuilah bahwa yang menjadi korban dari semua ini bukan orang lain kecuali engkau.
Oleh karena itu jangan berikan diri kalian sebagai korban iblis, jangan dengarkan ucapan mereka yang merayumu dengan pergaulan yang alasnnyahak asasi, modernisasi, emansipasi dan kehidupan kampus. Sungguh kebanyakan orang yang terkutuk ini tidaklah mempunyai anak, mereka sama sekali tidak peduli dengan kalian selain pemuas kelezatan sementara. Sedangkan saya adalah seorang ayah dengan tiga anak gadis. Bila saya membela kalian, berarti saya membela putera-puteriku sendiri. Saya ingin kalian bahagia seperti yang saya inginkan untuk puteri-puteriku.
Sesungguhnya tidak ada yang mereka inginkan selain memperkosa kehormatan waita, kemuliaan yang tercela tidak akan bisa kembali, begitu juga martabat yang hilang tidak akan dapat ditemukan kembali. Bila anak putri jatuh, tidak seorangpun diantara mereka mau menyinsingkan lengan untuk membangunkannya dari lembah kehinaan, yang engkau dapati mereka hanya memperebutkan kecantikan si gadis, apabila telah berubah dan hilang, merekapun lalu pergi menelantarkannya, persis seperti anjing yang meninggalkan bangkai yang tidak tersisa daging sedilitpun.
Inilah nasehatku padamu, puteriku. Inilah kebenaran. Selain ini janganlah engkau percayai. Sadarlah bahwa ditanganmulah, bukan ditangan kami kaum laki-laki, kunci pintu perbaikan. Bila mau perbaikilah diri kalian, dengan demikian umatpun akan jadi baik.

(Wallahul Musta’an)
UNTUKMU YANG BERJIWA HANIF…..